Semua Orang Butuh Ahok


Sesosok tubuh berkelebat diatas atap pada malam yang pekat itu. Dengan ilmu “Basuki peringan tubuh”, ia kemudian melompat kehadapan jawara-jawara bergolok yang segera mengeroyoknya itu. Sambil cengengesan, Pendekar itu lalu mengeluarkan jurus “perontok Cahaya Purnama” Dalam sekejap, celana para jawara itu langsung melorot ketanah! Karena malu, jawara tak berkolor itu ahirnya melarikan diri. Dari arah ruang tahan kemudian terdengar suara-suara berseru, “Hidup Ahok.. .Hidup Ahok!”

Kemarin Ahok tersandung sebuah kasus. Ahok dituduh menista agama ketika berpidato di kepulauan seribu. Ahok memang identik dengan kasus. Tiada hari tanpa Ahok, dan tiada hari tanpa kasus. Pendukung Ahok lalu terdiam, larut dalam kesedihan. Pembenci Ahok segera tertawa dan segera menyiapkan pesta untuk menyambut kekalahannya. Ahok pun sejenak terpana melihat fenomena yang terjadi.

Ibu Mega kemudian mengajaknya ke Blitar untuk nyekar sekalian mendinginkan suasana. Konon katanya Ahok dinasehatin supaya “lebih irit ngomongnya” Di masyarakat pun terjadi pertentangan dan perdebatan antara kasus penistaan agama ini. Pembenci Ahok menuduh telah terjadi penistaan. Teman Ahok menuduh, justru Pembenci Ahok lah yang melakukan penistaan!

Yang goblok bertanya, siapa sebenarnya yang menista siapa? Mengapa ada orang lain yang mau bersusah payah “merasa” harus membela dan menuduh seseorang yang dianggap penista? Mengapa tiba-tiba semua orang perduli kepada perihal penistaan? Bukankah setiap hari ada puluhan “manusia nista” atau gelandangan mati dinegeri ini karena tidak ada yang perduli?

Ah... sejujurnya saya tidak suka akan isu persoalan ini. Persoalan ini seperti dicari-cari, melebihi pekerjaan mencari jarum ditumpukan jerami, karena akan menghasilkan polemik yang tidak jelas juntrungannya. Mengapa tidak membahas masalah yang konkrit atau yang nyata saja. Hal-hal yang bisa diraba, dilihat atau dihitung, dan yang berguna bagi kemaslahatan orang banyak

Yang pintar mengatakan fenomena ini sangat erat hubungannya denga Pilgub DKI. Aha... saya kini mengerti! Ini adalah episode ulangan ketika Ahok (ketika itu wagub) akan dilantik sebagai gubernur menggantikan Jokowi yang menjadi presiden RI. Pada dasarnya para pembenci Ahok itu memang tidak suka Ahok menjadi gubernur, dan berusaha mencari celah untuk menjatuhkannya.

Ini memang momen yang paling tepat untuk mengenyahkan Ahok keluar dari Cagub DKI 2017.

Bolehkah orang tidak suka kepada Ahok? Tentu saja boleh sebagaimana orang juga boleh suka kepada Ahok. Bolehkah pembenci Ahok berusaha “menjatuhkan” Ahok? Tentu saja boleh sebagaimana Teman Ahok juga boleh “mendukung” Ahok.

Apakah sebenarnya para politisi saingan Ahok, seperti misalnya Haji Lulung itu sangat membenci Ahok “lahir bathin?” Sama sekali tidak! Dunia politik tidak mengenal kebencian hakiki atau persahabatan hakiki. Yang ada hanya kepentingan semata! Kalau sekiranya Ahok mau nyagub di Papua Barat, Bang Lulung akan dengan senang hati meminjamkan Lamborghininya buat dipakai Ahok “muter-muter” di kota Sorong...

***

Trus bagaimana? Akankah Ahok hancur gara-gara kasus ini? Tentu saja tidak! Ahok adalah Ahok!

Adakah yang lebih “Ahok” daripada Ahok? Ahok bahkan jauh lebih besar daripada sekedar jabatan gubernur DKI yang diperebutkan orang itu! Ahok bahkan lebih besar dari seluruh gerombolan pembencinya! Saat ini Ahok tidak boleh hancur, karena sangat banyak orang yang membutuhkannya. Bahkan termasuk juga seorang Mukidi!

Dua bulan terahir, Mukidi menjadi viral dimana-mana. Di pesta, di kondangan, di sekolah, bahkan ditempat rapat kerja sekalipun, orang membicarakan Mukidi. Tiada hari tanpa Mukidi. Popularitasnya jauh melebihi Ahok. Bahkan kalau mau jujur, hampir disetiap gadget ada gambar Mukidi!

Kini Mukidi tersiksa. Sebelum batuk, orang nyebut Mukidi. Kini bahkan sebelum “ngeden” orang nyebut Mukidi! Untunglah kasus “diseberang lautan” ini membuat orang-orang melupakan Mukidi dan ahirnya kembali melirik Ahok. Mukidi memang bukan Ahok. Mukidi itu tidak kuat menahan beban menjadi orang tenar!

***

Lantas bagaimana dengan hal-hal lainnya?

Kalau tidak ada Ahok, Pilgub DKI 2017 ini akan sepi dan menjemukan! Banyak pihak membutuhkan Ahok untuk eksistensi dirinya! PDIP, Nasdem, Golkar dan Hanura jelas memerlukan Ahok, karena mereka tidak mempunyai seorang kader cagub yang layak jual!

Ahmad Dhani, Yusril, Rizal Ramli, Anies, Agus dan banyak orang-orang lain termasuk seorang Ratna Sarumpaet memerlukan Ahok untuk eksistensi dirinya supaya terkenal.

Kalau tidak ada Ahok, maukah Yusril berlelah keluar masuk pasar dengan celana pendek? Hanya dengan membayangkan wajah Ahoklah, Yusril sanggup menelan soto murahan di warteg pinggir jalan itu!

Ahok itu sebetulnya “anak yang benar-benar sangat baik” Pembencinya selalu mengatakan dia pemarah dan pengumpat, padahal sebenarnya tidak! Kalau tidak percaya, mari kita lihat ulasannya.

Justru Ratna Sarumpaet dan Ahmad Dhani lah yang pemarah dan pengumpat! Setiap ketemu dengan orang atau media, mereka selalu memarahi Ahok. Awalnya membahas sineas dan musik. Eh tidak ada angin tidak ada hujan langsung nyerocos tentang keburukan Ahok! Tiada hari tanpa makian untuk Ahok, padahal belum tentu sekali sebulan Ahok menyebut nama “pasangan” itu....

Coba deh bayangin sekiranya Ahok itu tidak pernah ada. Trus siapa kira-kira yang setiap hari akan dimaki dan dinistakan pasangan itu? Memangnya anda, atau Haji Lulung, Sandia Uno atau Yusril rela setiap hari dinistakan oleh pasangan itu, lengkap dengan dukungan hujatan dari FPI dan laskarnya itu?

Sekiranya Ahok itu tidak pernah ada, akankah orang masih mengingat seorang Ratna Sarumpaet?

Orang Merauke kenal Sanusi, justru lewat Ahok! Kalau tidak ada Ahok, ibu Sylviana tidak akan mungkin diusung menjadi cawagub! Kalau tidak ada Ahok, Mayor Agus tidak akan pernah bermimpi jadi cagub, karena militer yang berani nyagub di DKI itu hanya kalau dia seorang Jenderal!

Bahkan di blog ini, banyak penulis termasuk saya sendiri berhutang kepada seorang Ahok. Terlepas dalam posisi Pembenci, Netral atau Pendukung, semua tulisan yang memakai nama Ahok didalamnya, pastilah nilai ratingnya akan bertambah, melebihi tulisan dengan topik yang lain. Suka tidak suka, orang akan menemukan eksistensi dirinya didalam nama Ahok!

Sumber : Kaskus, Kompasiana
Title : Semua Orang Butuh Ahok
Description : Sesosok tubuh berkelebat diatas atap pada malam yang pekat itu. Dengan ilmu “Basuki peringan tubuh”, ia kemudian melompat kehadapan jawa...

0 Response to "Semua Orang Butuh Ahok"

Post a Comment

Berkomentarlah dengan bijak sesuai tema dan jangan lupa sertakan link blog / web anda agar admin bisa berkunjung kembali.

Arigatou Gozaimasu